Profil Desa Butuh

Ketahui informasi secara rinci Desa Butuh mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Butuh

Tentang Kami

Profil Desa Butuh di Kecamatan Sawangan, Magelang. Mengupas potensinya sebagai lumbung hortikultura di lereng Gunung Sumbing dan perannya bagi para pendaki. Meluruskan perbedaan penting dengan Dusun Butuh "Nepal van Java".

  • Berada di Lereng Gunung Sumbing

    Identitas geografis, budaya, dan ekonominya terikat erat pada ekosistem Gunung Sumbing, bukan Gunung Merapi, yang membedakannya dari mayoritas desa lain di sekitarnya.

  • Lumbung Hortikultura Produktif

    Merupakan pusat pertanian sayur-mayur dan tembakau dataran tinggi yang sangat subur, berfungsi sebagai salah satu penyangga pangan penting di lereng timur Sumbing.

  • Gerbang Pendakian Potensial

    Berfungsi sebagai salah satu desa penyangga dan titik awal (basecamp) bagi para pendaki yang ingin menjelajahi keindahan dan tantangan Gunung Sumbing.

XM Broker

Di Kabupaten Magelang, nama "Butuh" seringkali langsung memicu citra sebuah destinasi wisata viral yang dijuluki "Nepal van Java". Namun penting untuk diketahui bahwa di balik popularitas tersebut, terdapat sebuah desa lain yang juga bernama Butuh, dengan pesona dan identitasnya sendiri yang tak kalah menarik. Inilah Desa Butuh di Kecamatan Sawangan, sebuah komunitas agraris yang tangguh, bukan di lereng Gunung Merapi, melainkan di punggung timur Gunung Sumbing yang megah. Desa ini adalah sebuah lumbung hortikultura yang subur, sebuah gerbang bagi para petualang penakluk puncak Sumbing dan sebuah bukti bahwa setiap jengkal tanah di Magelang memiliki ceritanya sendiri yang layak untuk diungkap.

Meluruskan Identitas: Desa Butuh Sawangan vs Dusun Butuh Kaliangkrik

Sebelum melangkah lebih jauh, meluruskan kesalahpahaman umum adalah hal yang krusial. Destinasi wisata terkenal "Nepal van Java" dengan rumah-rumah penduduk yang bertumpuk di lereng gunung secara administratif adalah Dusun Butuh, yang merupakan bagian dari Desa Temanggung, Kecamatan Kaliangkrik. Lokasinya berada di lereng Gunung Sumbing sisi barat.Sementara itu, profil ini akan membahas Desa Butuh, sebuah entitas desa mandiri yang terletak di Kecamatan Sawangan. Lokasinya juga berada di lereng Gunung Sumbing, namun di sisi timur. Keduanya adalah wilayah yang berbeda, baik secara administrasi maupun lokasi geografis. Desa Butuh di Sawangan memiliki karakter, potensi, dan tantangannya sendiri yang membentuk identitasnya yang unik.

Geografi dan Demografi: Kehidupan di Punggung Timur Gunung Sumbing

Desa Butuh, Sawangan, terletak pada ketinggian yang cukup signifikan di lereng timur Gunung Sumbing. Posisi ini memberikannya anugerah berupa udara yang sejuk sepanjang tahun, tanah vulkanik yang subur, dan pemandangan alam yang memukau dengan latar belakang puncak Sumbing dan lembah-lembah di bawahnya.Berdasarkan data administratif, Desa Butuh memiliki luas wilayah sekitar 4,15 kilometer persegi (km2). Wilayahnya berbatasan dengan desa-desa lain di lereng Sumbing. Di sebelah utara, berbatasan dengan Desa Krogowanan. Di sisi timur berbatasan dengan Desa Wonolelo, sementara di sebelah selatan berbatasan dengan Desa Kapuhan. Di sisi barat, wilayahnya bersebelahan dengan kecamatan lain, yaitu Kecamatan Kajoran dan Kaliangkrik, yang dipisahkan oleh punggung gunung.Menurut data kependudukan terkini, Desa Butuh dihuni oleh sekitar 3.250 jiwa. Dengan luas wilayah tersebut, tingkat kepadatan penduduknya ialah sekitar 783 jiwa per kilometer persegi. Kepadatan yang relatif rendah ini mencerminkan lanskap desa yang didominasi oleh lahan pertanian yang luas. Mayoritas mutlak penduduknya adalah petani, yang telah menguasai seni bercocok tanam di medan pegunungan yang menantang.

Lumbung Hortikultura Lereng Sumbing

Tulang punggung ekonomi dan sumber kehidupan utama masyarakat Desa Butuh adalah pertanian hortikultura dataran tinggi. Tanah vulkanik dari aktivitas Gunung Sumbing di masa lampau telah melapuk menjadi media tanam yang sangat ideal untuk berbagai jenis sayur-mayur dan tanaman bernilai ekonomi tinggi.Lereng-lereng yang terjal diolah dengan sistem terasering yang rapi, tidak hanya untuk memaksimalkan area tanam tetapi juga untuk mencegah erosi. Komoditas utama yang menjadi andalan para petani di sini meliputi tembakau, yang menjadi primadona saat musim kemarau karena kualitasnya yang tinggi. Selain itu, ladang-ladang di Desa Butuh juga menghasilkan kentang, kubis, wortel, bawang daun, dan aneka sayuran lainnya yang memasok kebutuhan pasar-pasar di Magelang. Pertanian bukan hanya pekerjaan, melainkan cara hidup yang telah menyatu dengan budaya dan ritme kehidupan masyarakat Desa Butuh.

Gerbang bagi Para Pendaki Gunung Sumbing

Selain sebagai desa agraris, Desa Butuh memegang peranan penting dalam ekosistem pariwisata minat khusus, yaitu pendakian gunung. Lokasinya yang strategis di lereng timur Sumbing menjadikannya salah satu titik awal atau basecamp bagi para pendaki yang ingin mencapai puncak Sumbing. Desa ini menawarkan jalur pendakian alternatif yang menyajikan pemandangan dan tantangan yang berbeda dari jalur-jalur pendakian Sumbing lainnya.Keberadaan para pendaki ini membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat setempat. Banyak warga yang menyediakan jasa sebagai pemandu (guide) atau porter, menyewakan rumahnya sebagai tempat singgah (homestay), atau membuka warung makan untuk melayani kebutuhan logistik para pendaki. Interaksi dengan para pendaki dari berbagai daerah ini juga secara tidak langsung membuka wawasan dan memperkaya dinamika sosial di desa. Pengembangan potensi sebagai desa wisata pendakian menjadi salah satu arah pembangunan masa depan yang sangat menjanjikan bagi Desa Butuh.

Kehidupan Komunitas Petani Gunung yang Guyub

Hidup di lereng gunung yang menantang telah menempa masyarakat Desa Butuh menjadi sebuah komunitas yang solid dan guyub (penuh kebersamaan). Etos kerja keras, ketekunan, dan semangat gotong royong menjadi nilai-nilai yang dijunjung tinggi. Berbagai pekerjaan berat di ladang, seperti saat musim tanam atau panen raya, seringkali dikerjakan bersama-sama.Organisasi sosial seperti kelompok tani menjadi wadah penting bagi warga untuk berinteraksi, berbagi pengetahuan tentang teknik pertanian terbaru, dan menyelesaikan masalah secara kolektif. Tradisi dan ritual adat yang berkaitan dengan siklus pertanian juga masih lestari, menjadi perekat sosial yang menjaga harmoni antara manusia, alam, dan Sang Pencipta.

Profil Risiko dan Mitigasi Bencana Gunung Sumbing

Hidup di lereng gunung berapi aktif, dalam hal ini Gunung Sumbing, tentu memiliki risikonya sendiri. Berbeda dengan Merapi yang erupsinya lebih sering, Sumbing memiliki siklus erupsi yang lebih panjang namun tetap harus diwaspadai. Ancaman utama bagi Desa Butuh meliputi potensi erupsi freatik, gempa vulkanik, dan sebaran abu vulkanik.Masyarakat Desa Butuh, seperti halnya komunitas petani gunung lainnya, memiliki kearifan lokal dalam membaca tanda-tanda alam. Pengetahuan ini dipadukan dengan informasi resmi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). Pemerintah desa bersama masyarakat telah memiliki rencana kontingensi dan jalur evakuasi jika sewaktu-waktu aktivitas gunung meningkat, menunjukkan bahwa kesiapsiagaan adalah bagian dari cara hidup mereka.

Penutup

Desa Butuh di Kecamatan Sawangan adalah sebuah permata tersembunyi yang menawarkan cerita otentik tentang kehidupan di lereng Gunung Sumbing. Jauh dari hiruk pikuk ketenaran "Nepal van Java", desa ini membangun identitasnya sendiri di atas fondasi pertanian yang kokoh, semangat komunitas yang solid, dan perannya yang semakin penting sebagai gerbang bagi para petualang. Desa Butuh adalah bukti bahwa setiap tempat memiliki nilainya sendiri, dan kekayaan sesungguhnya seringkali ditemukan bukan pada popularitas, melainkan pada produktivitas tanah dan ketangguhan masyarakatnya.